
Parigi Moutong, PUSATWARTA.ID – Sebanyak tujuh warga Kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, dilaporkan hilang dan diduga meninggal dunia akibat tertimbun longsor di kawasan hutan Gunung Talenga sejak Selasa, (17/6/2025). Hingga Minggu (22/6/2025), dua jenazah berhasil ditemukan.
Peristiwa tragis ini terjadi saat para korban tengah mencari kayu di kawasan hutan menggunakan truk jenis DA yang dikenal masyarakat sebagai “truk buaya”, serta membawa empat ekor sapi untuk menarik kayu.
Mereka sempat membangun sebuah gubuk sebagai tempat beristirahat di lokasi. Ketujuh korban berasal dari Desa Anutapura dan Desa Taopa, empat di antaranya merupakan satu keluarga, dan dua lainnya berstatus sebagai orang tua dan anak.
Identitas korban sebagai berikut, Sahrat (43) asal Desa Anutapura, Subran (52) asal Desa Anutapura, Ijal alias Faisal (28) dari Desa Anutapura, Safrudin E. Manjalai (36) asal Desa Taopa.
Kemudian, Riska Jumi (26) asal Desa Taopa, Arun (17), dan Rapi (14). Sementara, Camat Bolano Lambunu, Sodik Hamzah, memastikan bahwa peristiwa tersebut adalah murni bencana alam.
“Ini murni akibat bencana longsor di gunung, sehingga dapat dipastikan tujuh korban telah meninggal dunia,” ujar Sodik dari posko tanah longsor Desa Tirta Nagaya.
Pada Sabtu (21/6/2025), dua warga yang melintas di sekitar lokasi, Abang (43) dari Popayato dan Suhat (58) dari Tirta Nagaya, melihat gubuk tempat korban biasa beristirahat sudah tertimbun longsor.
Awalnya kata Sodik, mereka mengira para korban telah kembali ke desa, namun setelah bertemu keluarga, diketahui ketujuh warga belum pulang.
Menanggapi informasi tersebut, pihak Polsek Bolano Lambunu bersama keluarga melakukan pengecekan ke lokasi. Hasilnya, dua jenazah ditemukan tertimbun material longsor.
Salah satunya korbab telah diidentifikasi bernama Ijal alias Faisal, sementara jenazah lainnya belum dikenali. Menurutnya, evakuasi korban dijadwalkan mulai Senin (23/6/2025) pukul 06.00 Wita.
Proses ini kata dia, akan melibatkan sekitar 50 personel dari tim gabungan yang dipimpin oleh Basarnas Palu. Dua unit alat berat dan satu dump truck juga telah disiapkan untuk membantu evakuasi.
“Melihat kondisi jenazah yang sudah tidak memungkinkan diangkat secara langsung, kami libatkan alat berat,” kata Sodik.
Ia mengatakan, pemerintah kecamatan juga telah menyiapkan logistik dan perbekalan untuk tim evakuasi.
Pihak pemerintah mengimbau keluarga korban dan masyarakat sekitar untuk tetap tenang dan mendukung penuh proses pencarian serta evakuasi yang sedang dilakukan.