
Parigi Moutong, PUSATWARTA.ID — Gazali, S.Pd., M.Pd. resmi terpilih sebagai Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Parigi Moutong masa bakti 2025–2030, dalam Konferensi Kabupaten PGRI ke-XXIII yang digelar pada 22–23 Juni 2025 di salah satu hotel di Kota Parigi.
Pemilihan ketua kali ini berlangsung ketat. Dua kandidat kuat yang juga merupakan kepala sekolah asal Kecamatan Ampibabo, yakni Gazali, S.Pd., M.Pd. dan Supardin, S.Pd., saling bersaing merebut dukungan suara dari perwakilan PGRI kecamatan se- Kbupaten Parigi Moutong.
Dalam proses pemilihan yang diikuti 23 pengurus kecamatan dan satu pengurus kabupaten demisioner, total 139 suara sah diperebutkan.
Hasilnya, Gazali memperoleh 78 suara, unggul atas Supardin yang meraih 56 suara. Sisa suara tersebar pada kandidat lainnya.
Sebelumnya, panitia penjaringan menetapkan 10 nama sebagai calon ketua. Mereka adalah, Sunarti, S.Pd., M.Pd., Gazali, S.Pd., M.Pd., Supardin, S.Pd., Nurhayati, S.Pd., Wilson, S.Pd.
Kemudian, Nizma Bahsyuan, S.Pd., Ikbal Abd Azis Maro, S.Pd., Mohammad Dahlan Djunu, S.Pd., Muhasabe, S.Pd, dan Yusran Kalape.
Namun, empat kandidat, yakni Sunarti, Wilson, Mohammad Dahlan Djunu, dan Muhasabe, memutuskan mengundurkan diri sebelum pemilihan berlangsung.
Usai pemilihan, Gazali menyampaikan komitmennya untuk membawa PGRI menjadi organisasi yang lebih kuat dan profesional. Ia menegaskan tiga prinsip utama PGRI yang akan terus dijalankan.
“PGRI adalah organisasi perjuangan, profesi, dan ketenagakerjaan. Kami akan mendorong agar guru-guru honorer mendapat penghasilan yang layak dan perlindungan yang sesuai,” tegas Gazali saat ditemui di arena konferensi, Senin (23/6/2025).
Ia juga menyoroti pentingnya efektivitas pengurus dalam menjalankan tugas. “Kepengurusan kali ini akan kami susun dengan serius. Kami tidak ingin PGRI hanya ramai di seremoni, tapi kosong dalam aksi nyata,” tegasnya.
Gazali berharap, PGRI Parigi Moutong di bawah kepemimpinannya bisa menjadi organisasi yang mandiri, profesional, dan benar-benar berjuang untuk kepentingan guru di semua lini, terutama di wilayah kecamatan.