banner 728x250
Palu  

PFI Palu Gelar Pameran Foto Jurnalistik ‘Asa di Atas Patahan’ Mengenang 7 Tahun Bencana 2018

PFI Palu gelar pameran foto jurnalistik untuk memperingati tujuh tahun bencana gempa bumi, tsunami, dan liquifaksi yang melanda wilayah Palu, Sigi, dan Donggala 2018 silam. (Foto – PFI Palu).

Palu, PUSATWARTA.ID — Pewarta Foto Indonesia (PFI) Palu menggelar pameran foto jurnalistik bertajuk “Asa di Atas Patahan” untuk memperingati tujuh tahun bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi yang melanda wilayah Palu, Sigi, dan Donggala pada 2018 silam.

Pameran yang berlangsung mulai 15 hingga 17 September 2025 ini diselenggarakan di Palu Grand Mall (PGM), Kota Palu, Sulawesi Tengah. Acara terbuka untuk umum dan tanpa biaya masuk.

banner 728x90

Ketua PFI Palu, Muhammad Rifki, menjelaskan pameran menampilkan 60 karya foto jurnalistik hasil karya 25 pewarta foto terbaik dari dalam negeri maupun luar negeri, termasuk Malaysia. Pameran digelar secara partisipatif dengan melibatkan banyak pihak.

Baca lainnya :  Kapolda Baru Sulteng Irjen Endi Sutendi Tiba di Palu, Disambut Hangat di Bandara Mutiara Sis Aljufri

“Kami mengundang seluruh pewarta serta fotografer, baik dari dalam maupun luar negeri, khususnya negeri jiran kita Malaysia, untuk menampilkan karya-karya terbaik mereka dalam kegiatan ini,” ujar Rifki, Senin (15/9/2025).

Rifki menambahkan, pameran tahun ini mengambil sudut pandang berbeda dibanding sebelumnya yang banyak menyoroti kesedihan akibat bencana.

Kali ini karya-karya yang ditampilkan lebih menekankan pada semangat bangkit dan harapan baru.

Judul pameran “Asa di Atas Patahan” dipilih sebagai simbol ketangguhan masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya Kota Palu, yang terus berjuang menjalani kehidupan pascabencana.

Baca lainnya :  Longki Djanggola Soroti Kasus Keracunan Makanan Bergizi Gratis di Sulteng

“Pameran ini bukan sekadar mengenang tragedi, tetapi juga menjadi ruang refleksi sekaligus momentum untuk memulai harapan baru, meskipun itu tumbuh di atas patahan atau wilayah rawan bencana,” jelas Rifki.

Kurator PFI Palu, Basri Marzuki, menilai pameran ini menjadi salah satu wadah penting untuk pengembangan foto jurnalistik di Indonesia.

Pameran ini juga menjadi momen evaluasi karya foto saat peristiwa bencana alam maupun non-alam terjadi.

“Para pewarta foto juga manusia yang memiliki empati dan nurani. Jadi tidak selalu harus memotret korban, tetapi ada sisi lain dari bencana yang perlu diketahui publik dan pantas direkam sebagai karya jurnalistik,” ujar Basri, yang akrab disapa Be Em Zet.

Baca lainnya :  Longki Djanggola Tinjau Perkembangan Koperasi Merah Putih di Palu

Basri juga berpesan agar dalam menghasilkan karya foto jurnalistik, pewarta tidak pernah menghilangkan martabat pada setiap subjek foto.

Pameran “Asa di Atas Patahan” ini diharapkan menjadi pengingat sekaligus inspirasi bagi masyarakat Sulawesi Tengah untuk terus bangkit dan membangun harapan di tengah tantangan wilayah rawan bencana.

Editor: Ahmad Dhani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *