banner 728x250

Prof. Zainal Abidin Ingatkan Bahaya Radikalisme yang Tumbuh dari Pemahaman Agama Dangkal

Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah, Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag.

Palu, PUSATWARTA.ID – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah, Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai berkembangnya paham radikal dan intoleran yang berpotensi memicu tindakan ekstrem dan terorisme.

Pernyataan ini disampaikannya dalam keterangan resmi di Palu, Kamis (9/10/2025).

banner 728x90

Menurut Prof. Zainal, radikalisme dapat muncul dari pemahaman agama, ideologi, atau pandangan sosial yang dangkal dan sempit.

Baca lainnya :  Jelang Pelantikan Bupati, Satgas Madago Raya Ajak Pemuda Parigi Moutong Jaga Kondusifitas

Ciri khas kelompok radikal adalah ketidakmampuan menerima perbedaan, bahkan dalam agama yang sama, serta keyakinan bahwa hanya tafsir mereka yang benar.

“Dalam Islam, perbedaan tafsir ulama terhadap ayat Alquran dan hadis adalah hal yang biasa. Namun, kelompok radikal menolak keberagaman tersebut dan mengklaim kebenaran tunggal,” jelas Prof. Zainal.

Baca lainnya :  RSUD Anuntaloko Parigi Pastikan Program 100 Hari Erwin-Sahid di Bidang Kesehatan Terealisasi

Ia menambahkan, kelompok radikal biasanya bersikap tertutup dan aktif memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan ideologi, merekrut anggota, serta menyamarkan identitas mereka.

Media sosial menjadi sarana penyebaran narasi yang menyesatkan, khususnya terhadap orang-orang yang memiliki pemahaman agama yang masih dangkal.

FKUB Sulteng mengimbau masyarakat agar waspada dan segera melaporkan kepada aparat setempat jika menemukan aktivitas mencurigakan terkait penyebaran paham radikal.

Baca lainnya :  Pemkab Parigi Moutong Sosialisasikan Perubahan Iklim yang Berkeadilan Gender

“Lapor ke lurah, camat, atau pihak berwenang agar keamanan dan kerukunan masyarakat tetap terjaga,” tegas Prof. Zainal.

Ia menegaskan, menjaga toleransi dan harmoni antarumat beragama merupakan tanggung jawab bersama untuk menciptakan Sulteng dan Indonesia yang damai, inklusif, serta bebas dari paham ekstrem.***

Editor: Wady

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *