banner 728x250

FKPAPT Serukan Aksi Nyata Hadapi Krisis Lingkungan di Parigi Moutong

FKPAPT Kabupaten Parigi Moutong tanam manggrove.( Foto – Istimewa).

Parigi Moutong, PUSATWARTA.ID – Forum Komunikasi Pecinta Alam Pantai Timur (FKPAPT) Kabupaten Parigi Moutong menyerukan aksi nyata dalam menghadapi krisis lingkungan yang kian memprihatinkan di wilayah tersebut.

Seruan ini bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan ulang tahun FKPAPT yang ke-22.

banner 728x90

Kegiatan akan digelar pada 13–14 Juni 2025, mencakup dua lokasi utama yakni kawasan pegunungan Desa Parigimpu’u, Kecamatan Parigi Barat, dan pesisir Teluk Tomini di Desa Mertasari, Kecamatan Parigi.

Aksi ini mengangkat tema “Saatnya Bertindak, Sebelum Terlambat”. Ketua FKPAPT, Leo Chandra, menyampaikan bahwa kegiatan akan diisi dengan penanaman pohon di bantaran sungai dan wilayah pesisir, sebagai bentuk aksi konkret menjaga keberlanjutan lingkungan.

Baca lainnya :  DPC Pelita Prabu Parigi Moutong Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Palasa

Ia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor serta kesadaran individu dalam menjaga alam.

“Lingkungan yang sehat adalah fondasi kehidupan. Kita tak bisa hanya bergantung pada kebijakan pemerintah. Kesadaran masyarakat untuk tidak merusak lingkungan dan membuang sampah pada tempatnya adalah langkah awal yang penting,” ujar Leo, Selasa (10/6/2025).

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Sulawesi Tengah, dalam 10 tahun terakhir, Parigi Moutong telah kehilangan lebih dari 1.200 hektare hutan mangrove akibat alih fungsi lahan dan pembalakan liar.

Baca lainnya :  Bappelitbangda Parimo Dorong Realisasi Pembangunan Kembali Jembatan Jalan Lingkar

Tak hanya itu, pencemaran sungai akibat limbah domestik dan aktivitas tambang ilegal terus meningkat.

Dampaknya mulai terlihat nyata, mulai dari berkurangnya populasi ikan, meningkatnya abrasi pantai, hingga ancaman banjir tahunan yang kini membayangi sejumlah wilayah.

Sejak didirikan pada 4 Juni 2003, FKPAPT aktif melakukan edukasi, kampanye, dan aksi pelestarian lingkungan, baik di kawasan pegunungan maupun pesisir pantai.

Sejumlah program yang telah berjalan antara lain pelestarian anggrek hutan di Taopa Utara, dan gerakan “Satu Juta Mangrove untuk Teluk Tomini”.

“Program mangrove bukan sekadar pelestarian, tapi juga upaya memulihkan habitat laut yang terdampak krisis iklim,” jelas Leo.

Baca lainnya :  Bappelitbangda Parimo Susun RPJMD 2025–2030, Fokus ke Industrialisasi Pertanian

FKPAPT juga mendorong pemanfaatan teknologi dalam menjaga lingkungan. Mulai dari pengelolaan limbah berbasis daur ulang, pemantauan deforestasi dengan citra satelit, hingga penggunaan sistem filtrasi air dan irigasi cerdas.

Leo menambahkan, solusi besar bisa dimulai dari langkah kecil. Mengurangi konsumsi plastik, menanam pohon di pekarangan, hingga menerapkan prinsip guna ulang, adalah bagian dari tanggung jawab bersama.

“Upaya menjaga lingkungan adalah tanggung jawab kolektif. Pemerintah sebagai regulator, masyarakat sebagai pelaksana, dan komunitas sebagai penggerak,” tutupnya.

Editor: Aswadin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *