banner 728x250
Berita  

Rawat Kerukunan, Prof. Zainal Abidin Ajak Hormati Perbedaan

Ketua FKUB Provinsi Sulawesi Tengah, Prof. Dr. Zainal Abidin menghadiri Raker ke – II Kaum Bapak Katolik Kevikepan Manado.

Palu, PUSATWARTA.ID — Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah, Prof. Dr. Zainal Abidin, menyampaikan pesan penting tentang pentingnya merawat kerukunan antarumat beragama dalam kegiatan Rapat Kerja (Raker) ke-II Kaum Bapak Katolik (KBK) Kevikepan Manado.

Kegiatan tersebut, digelar di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada 12 sampai 13 Juli 2025, berlangsung di salah satu hotel di Kota Palu yang dihadiri oleh para tokoh agama Katolik, perwakilan umat, dan tamu undangan lintas iman dari wilayah Kevikepan Manado.

banner 728x90

Dalam sesi pemaparan materinya, Prof. Zainal menekankan bahwa kerukunan antarumat beragama adalah kebutuhan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Baca lainnya :  14 Tahun Terbunuhnya Munir, Polri Didesak Bentuk Tim Khusus

Ia mendorong agar seluruh tokoh agama dan pemerintah terus menjaga keberagaman serta membangun dialog lintas iman secara berkelanjutan.

“Agama seharusnya menghadirkan kebahagiaan bagi pemeluknya, bukan sebaliknya,” ungkapnya di hadapan peserta raker.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa, tugas utama umat beragama bukanlah membuktikan kebenaran agamanya, melainkan menunjukkan bahwa keimanan yang dipegang mendorong tindakan yang penuh kebaikan dan kasih terhadap sesama makhluk Tuhan.

Baca lainnya :  Bintang, Korban Hanyut di Sungai Tulo, Sigi Ditemukan Meninggal Dunia

“Keragaman manusia di bumi dalam berbagai aspeknya adalah kehendak Tuhan. Ini bukan sesuatu yang bisa diubah, tetapi harus disikapi dengan kearifan dan diambil hikmahnya,” ujar Zainal Abidin.

Menurutnya, moderasi beragama menjadi fondasi penting dalam menciptakan kerukunan.

Ia mengingatkan bahwa toleransi tidak boleh disalahartikan sebagai menyamakan semua agama, melainkan saling menghormati dalam perbedaan keyakinan.

Baca lainnya :  Prof. Zainal Abidin: Pancasila Fondasi Moral Bangsa dan Kunci Persatuan di Tengah Kemajemukan

“Kita tidak boleh menyalahkan keyakinan orang lain atas nama agama, tetapi juga tidak dibenarkan jika atas nama toleransi kita mengaburkan identitas. Toleransi adalah saling menghormati dalam perbedaan,” tegasnya.

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat semangat pluralisme, solidaritas, dan kebersamaan lintas iman di Sulawesi Tengah, khususnya antara komunitas Katolik dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Editor: Aswadin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *